Facebook

Hello! Comments Pictures

Selasa, 14 April 2015

PENGARUH TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH, KELUARGA DAN MASYARAKAT

I.  Pendahuluan

Perkembangan peserta didik pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan dan anugerah. Khusus faktor lingkungan disana terdapat peranan tri pusat pendidikan (Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat) yang saling berhubungan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat umumnya keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak dimana masing-masing anggota keluarga saling mempengaruhi, saling membutuhkan, semua meladeni seorang dan seorang meladeni semua. Dalam keluarga anak membutuhkan pakaian, makanan, bimbingan, dan sebaginya dari orangtua dan orangtua membutuhkan rasa kebahagiaan dengan keahiran anak.
Hubungan antara orangtua dan anak-anaknya dalam usaha mendewasakan anak menunjukkan bahwa pergaulan dalam keluarga mengandung gejala-gejala pendidikan. Dengan kedeketan itulah orangtua keluarga mempunyai arti penting dalam perkembangan anak.
Keluarga memiliki peranan penting untuk membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, dan salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah.
Pendidikan adalah upaya yang memang secara sadar terencana yang dilakukan melalui proses untuk mengembangkan potensi dasar secara jasmani dan rohani agar bisa menggapai segala tujuan. Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, baik dalam lingkungan keluarga yaitu orang tua sebagai pendidik di dalam keluarga dan guru di lingkungan sekolah. Pengaruh serta timbal balik pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat sangatlah penting karena itu sangat menentukan kejiwaan serta tingkah laku anak didik dalam kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, dalam makalah ini akan membahas tentang pengaruh timbal balik antara sekolah, keluarga, dan lingkungan.

II.  Rumusan Masalah

            Adapun rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut :
a)      Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan pada Orang Tua
b)      Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah
c)      Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan oleh Masyarakat
d)     Pembinaan Kerjasama antara Orang Tua, Sekolah dan Masyarakat
e)      Pengaruh Timbal Balik antara Sekolah dengan Masyarakat

III. Pembahasan

1.      Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan pada orang tua (Keluarga)
Keadaan tiap-tiap keluarga berlain-lainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang kaya, ada yang kurang mampu. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, bercekcok dan sebagainya. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak. Bagaimana cara mendidik yang berlaku dalam keluarga itu, demikianlah cara anak itu mereaksi terhadap lingkungannya.
Jika dalam lingkungan keluarga anak itu dibesarkan dan dididik oleh orang tua/ lingkungan keluarga yang mengetahui akan kehendaknya dan berdasarkan kasih sayang kepadanya, ia akan tumbuh menjadi anak yang tenang dan mudah menyesuaikan diri terhadap orang tua dan anggota-anggota keluarga lainnya, serta terhadap teman-temannya. Wataknya akan berkembang dengan tidak mengalami kesulitan-kesulitan yang besar.
Sebaliknya jika di dalam lingkungan keluarganya ia selalu dianggap dan dikatakan masih kecil dan karena itu belum dapat melakukan sesuatu, kemungkinan besar anak itu akan menjadi orang yang selalu merasa kecil, tidak berdaya, tidak sanggup mengerjakan sesuatu. Ia akan berkembang menjadi orang yang bersifat masa bodoh, kurang mempunyai perasaan harga diri.
Mengingat buruknya akibat tersebut, dan tidak sesuai lagi dengan alam kemerdekaan kita sekarang ini, maka perlu kiranya disini diberikan beberapa petunjuk untuk memberantas, atau sekurang-kurangnya mengurangi, perasaan harga diri yang masih kurang.
1.    Jangan sering melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
2.    Janganlah memalukan atau mengejek anak-anak di muka orang lain.
3.    Jangan terlalu membeda-bedakan dan berlaku ”pilih kasih” terhadap anak-anak dalam keluarga kita.
4.    Jangan terlalu memanjakan anak, tetapi tidak baik pula jika kita tidak mempedulikan.
Kewajiban mendidik anak dinyatakan Allah dam surat At-Tahrim ayat 6, sebagai berikut:
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”
Tanggung jawab pendidikan yang perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang tua terhadap anak antara lain sebagai berikut:
1)      Memelihara dan membesarkannya.
2)      Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara jasmaniah maupun rohaniyah dari berbagai gangguan penyakit atau bahaya lingkungan yang dapat membahayakan dirinya.
3)      Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi kehidupannya, sehingga apabila ia telah dewasa ia mampu berdiri sendiri dam membantu orang lain (hablum minannas) serta melaksanakan kekhalifahannya.
4)      Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan memberinya pendidikan agama sesuai dengan ketentuan Allah.
Cara pendidikan anak dapat ditempuh pula dengan menimbulkan kesadaran keluarga, yaitu ia adalah salah satu anggota keluarga di dalam rumahnya.
Banyak pembinaan kepribadian anak yang dilakukan oleh kedua orang tua terhadap anaknya. Bila pembinaan kepribadian yang diwarnai dengan ajaran agama yang berkesinambungan ini dapat dilakukan maka ia dapat diharapkan akan menjadi seorang anak (dewasa) kelak akan menjadi manusia yang berkepribadian muslim.
Alangkah baiknya anak sesekali diajak rekreasi untuk meluaskan wawasannya seperti keluar kota. Dengan melakukan bepergian bersama anak ini akan lebih menambah kekerabatan kedua belah pihak dan menumbuhkan rasa kasih sayang, karena anak merasa dirinya mendapat pembinaan dan perhatian dari kedua orang tuanya.
Dewasa ini para ahli didik mengakui besarnya peranan ibu dalam mendidik anak-anaknya, walaupun ibu/ wanita digolongkan pada kaum yang lemah. Melalui belaian tangan, ciumannya serta kata-katanya yang lemah lembut anaknya dekat dengannya anak merasa lebih dekat dan lebih sayang kepadanya dibandingkan kedekatannya kepada ayahnya.

2.      Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan Sekolah termasuk pusat pendidikan yang kedua setelah keluarga. Sebagaimana kita ketahui dengan adanya kemajuan zaman sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi, peranan orang tua dalam keluarga sangatlah terbatas dalam hal usaha mendidik anaknya. Untuk itu diperlukan lembaga pendidikan lain yang mampu melanjutkan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan dasar-dasarnya dalam lingungan keluarga tersebut.
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memiliki bentuk yang jelas dalam arti memilki program yang telah direncanakan dengan teratur, terarah, dan sistematis Sebagaimana dalam pasal 9 ayat 2 undang-undang sistem pendidikan Nasional yang diundangkan pada tanggal 27 Maret 1989 Nomor 2 tahun 1989 dinyatakan bahwa satuan pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang berjenjang dan berkesinambungan. Sekolah melakukan pembinaan pendidikan untuk peserta didiknya didasarkan atas kepercayaan dan tuntutan lingkungan keluarga dan masyarakat yang tidak mampu mempunyai kesempatan untuk mengembangkan pendidikan di ligkungan masing-masing. Untuk itu tanggung jawab sekolah sebagai lembaga pendidikan formal didasarkan pada 3 faktor
1.      Tanggung jawab keilmuan
2.      Tanggung jawab formal
3.      Tanggung jawab fungsional.
Tetapi tanggung jawab ini tidak sepenuhnya diserahkan kepada lembaga persekolahan, namun tanggung jawab utama pendidikan tetap berada di tangan kedua orang tua anak yang bersangkutan.
Jadi pembinaan yang dilakukan oleh sekolah dan tanggung jawab yang dipikulnya sebagai kepercayaan orang tua dan masyarakat adalah:
1)   Meneruskan dan mengembangkan pendidikan yang telah diletakkan orang tua di rumah / lingkungan sosial.
2)   Meluruskan dan mengarahkan dasar-dasar pendidikan yang baik agar kerugian akibat kesalahan pendidikan awal atau kesalahan sosial yang tidak terkontrol bisa dicegah.
3)   Meletakkan dasar-dasar ilmiah dan keterampilan untuk dapat dikembangkan dalam pendidikan lanjutan.
4)   Mempersiapkan peserta didik dengan pengetahuan dasar ini untuk menghadapi lingkungan sosialnya.
3.    Pembinaan dan Tanggung Jawab Pendidikan Masyarakat
Masyarakat bila dilihat dari konsep sosiologi adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi sesamanya untuk mencapai tujuan. Secara kualitatif dan kuantitatif anggota masyarakat terdiri dari berbagai ragam pendidikan, profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama, lapisan sosial sehingga menjadi mayarakat yang majemuk. Setiap anggota masyarakat secara tidak langsung telah mengadakan kerjasama dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuannya.
Bila dilihat dari konsep pendidikan, masyarakat adalah sekumpulan banyak orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai kepada yang berpendidikan tinggi. Ia adalah laboratorium besar tempat para anggotanya mengamalkan semua ketrampilan yang dimilikinya. Baiknya kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya. Demikian pula halnya dengan masyarakat bangsa Indonesia. Makin baik pendidikan anggotanya maka makin baik pula kualitas masyarakat seecara keseluruhan.
Dilihat dari lingkungan pendidikan, masyarakat disebut lingkungan pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana kepada seluruh anggotanya tetapi tidak sistematis. Secara fungsional struktural, masyarakat ikut mempengaruhi terbentuknya sikap sosial para anggotanya, melalui berbagai pengalaman yang berulang kali , mengingat pengalaman yang beraneka ragam, maka setiap sosial anggotanyapun beraneka ragam pula.
Kalau di lembaga pendidikan pendidiknya adalah guru, tapi kalau pendidik dalam masyarakat adalah orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap pendewasaan anggotanya. Dengan demikian para pemimpin resmi maupun tidak resmi adalah pendidik dalam masyarakat.
Pendidik secara fungsional dan struktural di lingkungan masing-masing bertanggung jawab terhadap perilaku dan tingkah laku warganya. Secara konsepsional tanggung jawab pendidikan oleh kedua jenis pemimpin masyarakat ini antara lain adalah mengawasi, menyalurkan, membina dan meningkatkan kualitas anggotanya. Dengan demikan aktivitas masing-masing anggota masyarakat berjalan menurut fungsinya dalam upaya mewujudkan masyarakat yang damai.

4.    Pembinaan Kerjasama Antara Orang Tua, Sekolah dan Masyarakat
Perkembangan peserta didik atau tumbuh berkembangnya anak pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni hereditas, lingkungan proses perkembangan, dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan , peranan tri pusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Dikaitkan dengan tiga proses kegiatan utama pendidikan (membimbing, mengajar, melatih). Meskipun kegiatan pokok yang dilakukan lembaga pendidikan tersebut sama, tetapi peranan yang dimainkan oleh tripusat pendidikan dengan tiga macam kegiatan pendidikan tersebut ditujukan untuk mewujudkan jati diri yang mantap, penguasaan pengetahuan, dan kemahiran keterampilan.
Setiap pusat pendidikan dapat memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
a) Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya.
b) Pengajaran dalam upaya pemahiran.
c) Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Dalam melakukan pembinaan pendidikan, secara tidak langsung antara orang tua, sekolah, dan masyarakat telah mengadakan kerjasama yang erat dalam praktek pendidikan. Di dalam lingkungan keluarga, orang tua meletakkan dasar-dasar pendidikan di rumah tangga, terutama dalam segi pembentukan kepribadian, nilai moral, dan agama sejak kelahirannya. Kemudian dilanjutkan dan dikembangkan dengan berbagai materi berupa ilmu dan keterampilan yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua anak mengawasi dan menilai hasil didikan sekolah ini dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan masyarakat ikut serta berperan dalam mengontrol, menyalurkan, dan membina serta meningkatkannya.
Hubungan kerjasama yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan tersebut tertuju pada satu tujuan umum yaitu untuk membentuk peserta didik mencapai kedewasaannya, sehingga mampu berdiri sendiri dalam masyarakat sesuai nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakatnya. Dengan demikian semua usaha pendidikan membantu perkembangan dirinya.

5.    Pengaruh Timbal Balik Antara Sekolah dengan Masyarakat
Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat adalah kelompok sosial antar mausia yang tinggal disuatu tempat dan mempunyai tujuan tertentu, mempunyai norma yang disepakati bersama.
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat dapat dilihat dari dua segi yaitu:
1.    Sekolah sebagai mitra dari masyarakat didalam melakukan fungsi pendidikan baik sekolah maupun masyarakat merupakan pusat pendidikan yang potensial, hubungan fungsional keduanya adalah
a.    Fungsi pendidikan disekolah sedikit banyak dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang dimasyarakat
b.    Fungsi pendidikan disekolah juga dipengaruhi oleh pendayagunaan sumber-sumber belajar
2.    Sekolah sebagai produsen yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dimasyarakat lingkungannya. Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdaasrkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a.    Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan dimasyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
b.    Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan
c.    Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
Pengejewantahan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah dangan dibentuknya komite sekolah yang memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut :
1.    Mendorong dan meningkatkan hubungan baik antara keluarga, masyarakat, sekolah dan pemerintah
2.    Membantu kelencaran kegiatan pendidikan dengan tidak menempati urusan teknis pengajaran
3.    Mengusahakan bantuan masyarakat, baik berupa benda, uang maupun jasa dengan tidak menambah beban wajib bayar.
Sekolah merupkan salah satu lembaga masyarakat yang didalam terdapat reaksi dan intraksi antar warganya. Warga sekolah meliputi guru, murid, tenaga administrasi serta petugas sekolah
Sebagai salah satu lembaga masyarakat maka sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a.    Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat
b.    Metode yang digunakan harus mempu merangsang murid untuk mengenal kehidupan riil dalam masyarakat
c.    Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya
d.   Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan keduanya terpenuhi
e.    Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaruan tata kehidupan masyarakat
Dalam mengemban fungsi sekolah sebagai lembaga pengembangan masyarakat luar sekolah maupun masyarakat sekolah, pengurus sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada kuantitas dan kualitas keluaran atau produk sekolah tersebut dan berapa jauh masyarakat dapat menikmati produk sekolah.
Makin luas sebaran produk sekolah dan makn meningkat kualitasnya, maka produk sekolah tersebut telah membawa pengruh positif terhadap perkebangan masyarakat
Sedikitnya ada 4 macam yang bias dilakukan oleh sekolah terhadap perkembangan pengaruh tersebut adalah :
1.    Mencerdaskan kehidupan bangsa
Kecerdasan masyarakat dapat dikembangkan melalui pendidikan baik formal, ninformal maupun informal. Sekolah merupakan pelaksana pendidikan formal paling tepat karena programnya labih ideal dibandingkan lembaga pendidikan yang lain
2.    Membawa virus pembaharuan bagi perkembangan masyarakat
Kualitas hidup masyarakat meningkat bila mereka tidak statis melainkan dinamis bermunculan adanya pembaharuan, penemuan-penemuan baru baik ilmu pengatahan maupun teknologi. Penemuan dapat terjadi dimasyarakat dan dapat juga disekolah. Namun sudah menjadi tugas dan kewajiban sekolah untuk menyebarluaskan hasil penemuan dan pembaharuan tersebut
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan masyarakat
4. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi social yang harmonis ditengah-tengah masyarakat
Kesadaran hidup bernegara, kesatuan dan persatuan bangsa, serta loyalitas warga terhadap nusa dan bangsanya secara tertahap ditanamkan pada hati sanubari murid-murid sehingga sikap positif dan konstruktif bagi masyarakat dapat terwujud.
Di dalam tap MPR No. IV/MPR/1993 ditegaskan bahwa, pendidikan berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan:
a.    Meningkatkan Ketaqwaan terhadap Tuhan YME, Kecerdasan, Keterampilan
b.    Memperingati budi pekerti
c.    Memperkuat kepribadian
d.   Mempertebal semangat kebangsaan agar dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Berdasarkan rumusan tersebut diatas maka fungsi dan peranan sekolah terhadap masyarakat ialah :
1.    Meningkatkan ketaqwaan terhadap tuhan yang maha esa
2.    Meningkatkan kecerdasan
3.    Meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil, serta dapat meninggalkan produksi kerja
4.    Membentuk pribadi dan budi pekerti
5.    Melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat

Pengaruh Masyarakat Terhadap Sekolah
Masyarakat tumbuh dan berkembang. Masyarakat memiliki dinamika. Di samping itu, setiap masyarakat memiliki identitas tersendiri sesuai dengan pengalaman kesejahteraan dan budayanya.
Identitas yang dimiliki dan dinamika suatu masyarakat, secara langsung akan barpengaruh terhadap tujuan orientasi dan proses pendidikan di persekolahan, terutama dalam hal :
1. Orientasi dan tujuan pendidikan
Identitas suatu masyarakat dan dinamikanya, senantiasa membawa pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini bisa dimengerti karena sekolah merupakan institusi yang dilahirkan dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kemana program sekolah harus dibawa yang biasanya tercermin di dalam kurikulum, di dalam kenyataanya selalu terjadi perubahan-perubahan di dalam suatu jangka waktu tertentu. Perubahan-perubahan tersebut tidak dapat dielakkan, sebab pertumbuhan dan perkembangan masyarakat memang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan baru. Munculnya orientasi dan tujuan-tujuan baru yang berkembang di dalam masyarakat, hal tersebut ikut bergema di persekolahan baik dilihat dari kacamata makro maupun mikro.
Pengaruh identitas sesuatu masyarakat terhadap program pendidikan di sekolah-sekolah, bisa dibuktikan dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing negara. Setiap negara mempunyai ciri-ciri khas di dalam orientasi dan tujuan pendidikannya. Pengaruh pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, juga terlihat di dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode tertentu dengan periode berikutnya, dan begitu seterusnya. Oleh karena itu, dalam kenyataanya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, akan tetapi selalu dinilai, disempurnakan, disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat yang terjadi. Soal orientasi kepada mutu atau pemerataan juga dipengaruhi oleh tuntutan perkembangan masyarakat
2. Proses pendidikan di sekolah
Bagaimana berlangsungnya proses pendidikan di sekolah juga tidak terlepas dari pengaruh masyarakat. Pengaruh masyarakat yang dimaksud, yaitu pengaruh sosial budaya dan partisipasinya.
Kenyataan sosial budaya masyarakat seperti feodal atau tidak, demokratis atau tidak, bermentalitas modern atau tidak, kesemuanya berpengaruh terhadap proses pendidikan yang berlangsung di sekolah. Sebab komponen-komponen manusiawi yang terdapat di sekolah juga hidup dan diwarnai oleh nilai-nilai sosial budaya di lingkungan masyarakatnya. Dalam hubngan ini, masyarakat sekolah dikatakan sebagai miniatur dari masyarakat yang lebih luas di lingkungannya.
Partisipasi masyarakat terhadap sekolah, apakah berwujud material atau spiritual, juga jelas berpengaruh terhadap proses penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan di sekolah melibatkan berbagai komponen, baik manusiawi maupun non manusiawi.
Berfungsinya proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah-sekolah, dalam kenyataannya tergantung pada kualitas dan kuantitas komponen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Soal kualitas dan kuantitas komponen tadi, kalau dikaji akan tampak batapa besar dipengaruhi oleh tingkat partisipasi masyarakat.
Hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat partisipasi masyarakat dengan kualitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Jalinan hubungan yang dimaksud, realisasinya bisa diwujudkan di dalam berbagai bentuk dan jalinan. Dalam hubungan ini, sangat diperlukan persepsi yang benar dan tanggung jawab masyarakat terhadap eksistensi pendidikan persekolahan.
Perubahan-perubahan yang ada di masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan di sekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di masyarakat. Sekolah haruslah dapat mengajar anak-anak untuk dapat menemukan, mengembangkan, dan menggunakan sumber-sumber yang ada di masyarakat (“it teches children to discover, develop and use the resources of the local community”), demikian dikatakan oleh Havighurst dan Neugarten dalam bukunya Society and Education. Lebih jauh dikatakan oleh kedua tokoh tersebut, bahwa perubahan-perubahan sosial telah menghasilkan perubahan system pendidikan dan pada saat yang sama para pendidik juga mengadakan control dan mengarahkan perubahan sosial (sosial changes have produced changes in education made system, and at the same time educator have made adaption in schools and universities to help in the control and direction of sosial change).


Penghambat Hubungan Antara Sekolah dan Masyarakat
Dalam penjelasan dalam poin-poin sebelumnya telah dijabarkan berbagai manfaat/pengaruh sekolah terhadap masyarakat maupun sebaliknya. Tetapi pada kenyataan yang ada di masyarakat, tidak mudah membentuk korelasi yang baik antara sekolah dengan masyarakat, yang di akibatkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Persepsi masyarakat yang salah terhadap sekolah
Seperti yang kita ketahui, tidak sedikit orang tua yang malas menyekolahkan anak-anaknya meskipun dananya seharusnya bisa di usahakan, dikarenakan beberapa persepsi yang salah terhadap pendidikan/ sekolah, antara lain:
1.    Khususnya untuk orang tua wanita, masih ada anggapan bahwa wanita tidak memerlukan pendidikan yang tinggi, karena jika sudah menikah kerjanya hanya di rumah mengurus suami.
2.    Sekolah hanya tempat mencari ijasah. Padahal di sekolah, anak tidak hanya di tuntut untuk mendapatkan nilai, tetapi yang terpenting adalah ilmu, keterampilan, dan kreatifitas untuk bersaing di dunia kerja.
3.    Sekolah merupakan tempat penyebar luasan budaya yang tidak baik. Seperti bicara kasar, jorok, misuh, dan lain-lain.
4.    Sekolah = ajang bisnis, masyarakat berangggapan bahwa sumbangan-sumbangan yang diminta oleh sekolah adalah untuk kepentingan guru-guru, serta petinggi-petinggi sekolah, padahal untuk berjalannya kegiatan belajar mengajar juga butuh biaya.
5.    Guru suka korupsi waktu. Mungkin dulu memang begitu, tetapi sekarang di sekolah-sekolah sudah diterapkan sistim baru untuk menghindari hal-hal yang demikian.
2. Kurangnya komunikasi
     Untuk dapat terjalin hubungan yang harmonis, hal yang tidak boleh dilupakan yaitu komunikasi. Bentuk-bentuk komunikasi yang dapat dilakukan antara lain :
a.    Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
b.    Membantu pemimpin yang karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
c.    Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
d.   Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
e.    Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
f.     Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan untuk kemajuan pelaksanaan pendidikan.
3. Kurangnya Sarana Prasarana
Sarana prasarana yang memadai selain menjadi kunci suksesnya proses belajar mengajar, juga menjadi faktor pendukung terciptanya komunikasi yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Seperti, gedung pertemuan untuk wali murid, papan visi misi dan tujuan sekolah tersebut, dan lain-lain.

Menjalin Hubungan Yang Baik Antara Sekolah dan Masyarakat
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan itu berlangsung pada tiga lingkungan yaitu lingkungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat. Artinya pendidikan tidak akan berhasil kalau ketiga komponen itu tidak saling bekerjasama secara harmonis. Kaufman menyebutkan patner/mitra pendidikan tidak hanya terdiri dari guru dan siswa saja, tetapi juga para orang tua/masyarakat.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa lembaga pendidikan bukanlah lembaga yang berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan perkembangan putra-putra bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat yang luas, dan bersama masyarakat membangun dan meningkatkan segala upaya untuk memajukan sekolah. Hal ini dapat tercipta apabila lembaga pendidikan mau membuka diri dan menjelaskan kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana masyarakat dapat berperan dalam upaya membantu sekolah/lembaga pendidikan memajukan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Sekolah pada hakekatnya melaksanakan dan mempunyai fungsi ganda terhadap masyarakat, yaitu memberi layanan dan sebagai agen pembaharuan bagi masyarakat sekitarnya, yang oleh Stoop disebutnya sebagai fungsi layanan dan fungsi pemimpin (fungsi untuk memajukan masyarakat melalui pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas).
Setiap aktivitas pendidikan, apalagi yang bersifat inovatif, seharusnya dikomunikasikan dengan masyarakat khususnya orang tua siswa, agar mereka mengerti mengapa aktivitas tersebut harus dilakukan oleh sekolah dan pada sisi mana mereka dapat berperan membantu sekolah dalam merealisasikan program inovatif tersebut.
Dengan hubungan yang harmonis tersebut ada beberapa manfaat pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat (School Public Relation) yaitu:
Bagi Sekolah/lembaga pendidikan :
1.    Memperbesar dorongan mawas diri, sebab seperti diketahui konsep pendidikan sekarang adalah oleh masyarakat, untuk masyarakat dan dari masyarakat serta mulai berkembangnya impelementasi manajemen berbasis sekolah, maka pengawasan sekolah khususnya kualitas sekolah akan dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat antara lain melalui dewan pendidikan dan komite sekolah.
2.    Memudahkan/meringankan beban sekolah dalam memperbaiki serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah. Hal ini akan tercapai apabila sekolah benar-benar mampu menjadikan masyarakat sebagai mitra dalam pengembangan dan peningkatan sekolah. Masyarakat akan mendukung sepenuhnya serta membantunya apabila sekolah mampu menunjukkan kinerja yang berkualitas.
3.    Memungkinkan upaya peningkatan profesi mengajar guru. Sebab pada dasarnya laboratorium terbaik bagi lembaga pendidikan adalah masyarakatnya sendiri.
4.    Opini masyarakat tentang sekolah akan lebih positif/benar. Opini yang positif akan sangat membantu sekolah dalam mewujudkan segala program dan rencana pengembangan sekolah secara optimal, sebab opini yang baik merupakan modal utama bagi sekolah untuk mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
5.    Masyarakat akan ikut serta memberikan kontrol/koreksi terhadap sekolah, sehingga sekolah akan lebih hati-hati.
6.    Dukungan moral masyarakat akan tumbuh terhadap sekolah sehingga memudahkan mendapatkan bantuan material.
Bagi Masyarakat, dengan adanya hubungan yang harmonis antar sekolah dengan masyarakat maka :
1.    Masyarakat/orang tua murid akan mengerti tentang berbagai hal yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan di sekolah
2.    Keinginan dan harapan masyarakat terhadap sekolah akan lebih mudah disampaikan dan direalisasikan oleh pihak sekolah.
3.    Masyarakat akan memiliki kesempatan memberikan saran, usul maupun kritik untuk membantu sekolah menciptakan sekolah yang berkualitas.

IV.Kesimpulan
Pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, khususnya keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan yang dikenal sebagai tripusat pendidikan. Fungsi dan peranan tripusat pendidikan tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu membangun manusia Indonesia seluruhnya serta menyiapkan SDM pembangunan.
Keluarga bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan atas pendidikan anak-anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.


Sumber :

http://jawigo.blogspot.com/2010/05/pengaruh-timbal-balik-antara-sekolah.html
http://jiamper.blogspot.com/2012/03/pengaruh-timbal-balik-antara-sekolah.html

Ihsan,Fuad, 1997, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta

0 komentar:

Posting Komentar